Tahun
2015. Berarti sudah 70 tahun Indonesia merdeka. Bersamaan dengan hari ulang
tahun kemerdekaan, biasanya akan ada berbagai lomba kepenulisan tentang
Indonesia saat ini. Tidak sedikit yang berapi-api menuliskan bahwa Indonesia
belum merdeka, para pahlawan hanya gugur secara sia-sia, negara ini dihancurkan
oleh bangsanya sendiri, dan seabrek lagi kalimat yang bernada serupa.
Hellloo... dikira 3,5 abad lebih dijajah itu enak? Dikira menyatukan
beribu-ribu pulau itu gampang? Dikira proklamasi itu tidak ada artinya? Please
deh.. sebelum-sebelumnya berkata "Jangan tanya apa yang negara berikan
untukmu, tetapi tanyakan apa yang kamu berikan untuk negara?" Terus apa
fungsinya kalimat itu? Dikira dengan menjelek-jelekkan lantas akan memperbaiki keadaan?
Oke, mungkin memang belum semua rakyat yang sejahtera. Bahkan ada banyak pulau
yang belum terjamah. Tetapi, apakah hanya keburukan yang terjadi di negeri ini?
Apakah hanya ketidakadilan yang berlaku di tanah ini? Jawabannya pasti
"tidak". Banyak prestasi yang ditorehkan oleh putra bangsa, meskipun
tidak sedikit pula yang hanya menaruh tangan di atas pangkuan. Banyak langkah
yang telah diusahakan untuk mencoba meniti satu langkah, meskipun banyak juga
yang masih terpuruk menoleh ke belakang. Kenapa harus melihat dari satu titik
hitam kalau ternyata sekelilingnya merupakan kertas yang putih bersih? Kritik
itu perlu, tetapi jangan mengutuk dan justru membuat terpuruk. Meskipun
Indonesia tidak butuh sekedar pujian, tetapi tidak seharusnya hanya cacian yang
bisa kita lontarkan. Meskipun Indonesia tidak butuh sekedar kebahagiaan, namun
tidak seharusnya kita selalu menampilkan kesedihan. Kita sudah merdeka. Pasti.
Jawabannya jelas, kita sudah merdeka. Hanya saja, kita belum mengetahui
bagaimana caranya menikmati kemerdekaan. Kita masih takut tidak bisa
mempertahankan kemerdekaan. Kita tidak percaya dengan diri kita sendiri. Kita
sudah merdeka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar