Merasa aneh tidak kalau tiba-tiba kita disuruh memilih antara kanan atau kiri? Misal dari pihak penanya mungkin berpikir yang memilih kanan adalah orang yang baik karena kanan biasanya mencirikan suatu kebaikan, sedangkan kiri adalah sebaliknya. Terus, dari pihak penjawab memilih kiri dengan landasan kalau kiri itu rela berkorban demi kanan. Contohnya saja dari tangan manusia. Biasanya kalau untuk kotor-kotor menggunakan tangan kiri. Berarti tangan kiri baik banget kan ya? Nah, dari hal tersebut dapat kita telaah. Dimana itu simpulnya antara penanya dan penjawab? Kalau mau bertemu pada satu titik pertemuan seharusnya berdasar pada landasan yang sama kan? Apa fungsinya kalau masih memegang tali dengan kedua tangan sendiri-sendiri? Alasan itu perlu, tapi hanya berhenti pada titik itu. Apa guna kita berkoar-koar bahwa proses lebih penting daripada hasil kalau ternyata hanya melihat bahwa pilihan lebih penting daripada alasan? Jangan dulu berlari tanpa sempat bertanya pada hati. :) Mungkin bisa jadi rumus "tiga derajad pengaruh" itu berlaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar