Jumat, 27 Maret 2015

Hijau tua, merayap, dan menetap




Peduli Apa

Terserah jika kau jatuh tak bangun lagi..
Terserah jika kau mati seribu kali..
Tak akan kutanya masihkah langkahmu sejajar
Aku tak merana ketika arahmu mulai bersimpangan
Tak akan kusambut
Tak akan kuraih
Ya.. Biarkan aku bertahan dalam angkuhku
Biarkan ku terkungkung dalam hatiku sendiri
Selama aku tidak memanggil-manggil,
maka tetaplah abai tanpa kembali

Pengingkaran


Aku tidak akan menggunakan kesempatan untuk berlari.
Tenang saja.. tak perlu berlari hingga kau terlelah, karena meskipun kau berjalan perlahan saja aku tidak akan mengikuti langkahmu. Bahkan aku akan memilih arah yang berbeda.. beda... hingga aku yang akan memulainya.
Percaya saja seperti yang selalu terjadi, seolah-olah kita tidak berada pada belahan bumi yang sama.
Kau pikir bukan hal yang penting? Ohhh... tenanglah, aku menganggapnya lebih tidak penting. Arahku tetap tak berubah... dinginnya akan tetap sama.
Sering mendengarnya? Bosan? Aku lebih... mulai kasian? Ooo... tak usah. Tetap biasa saja.. justru jangan meninggalkan kesan. Kalian tak akan paham, percayalah...
Bukan “hanya” 
Bukan “cuma” 
Bukan “sekadar”