Pilihan

Dalam sejuta kebimbangan pasti akan terselip sepersekian pilihan yang sebenarnya telah tertetapkan pada awal pertemuan. Pada awalnya, memang sudah membawa satu pilihan yang hampir dipastikan... Tak perlu mengingatkan kesalahan dengan cara yang salah. Setiap orang memilki masing-masing sudut pandang. Hanya perlu berteriak dalam dasar suara...

Tersadar

Dari sekian banyak film abu-abu yang terputar tanpa henti, akan membuat satu makna yang berbeda... Akan merangkai kisah yang paling layak. Merangkai kisah yang patut untuk teraba.

Ada berbagai mimpi yang harus terabai, ada gapaian yang justru terlepas. Mampu menyadarkan, siapa "saya". Satu-satu akan terluruskan... Satu-satu akan tersampaikan. Hingga ada yang semakin tertancap kuat. Hingga ada yang tetap mengakar. Tak ada yang tak nyata.

Ada

Dentuman hujan senja lalu, memaksa fakta kembali tersingkap
menutupi rasa dalam balutan luka
memaksa kaki ikut berlari
Mencoba mengingkari untuk tetapkan hati, namun apalah daya ketika yang tertancap adalah duri
Satu langkah penuh ironi,
aku membuka mata.... aku tak akan mengadu
memori yang ada bukan semata bara, tapi mencoba untuk menerangi walau dipadamkan.

Dimekarkan

Markisa

Setengahnya dimungkinkan, sisanya omong kosong

Ketika sudah jelas, tak perlu disampaikan hanya untuk menunjukkan adanya... Penting tidaknya akan jadi persoalan masing-masing.

CAPIE,

...aku rasa dia bahagia.

Tentang Bagian dan Wewenang

Bagian yang belum pasti didapatkan, atau hanya sekedar "ditawarkan" tidak akan bisa terselesaikan tanpa wewenang. Meskipun terlihat seperti kesalahan dan terdapat beberapa pertanyaan di awal, namun tak mengapa karena di akhir akan terlihat yang paling benar adanya.

Ada banyak orang yang tak sejalan, namun akan lebih banyak yang satu tujuan ketika porosnya memang tepat. Semua tidak akan baik-baik saja ketika tangan hanya berada di atas pangkuan. Tetapi bergerak tanpa arah juga bukan solusinya. Tak mengapa saat ini hanya bisa mengutuk kegelapan tanpa menyalakan cahaya, karena sebatas itulah kuasanya.